LAPORAN AKHIR PRATIKUM ILMU KIMIA
DASAR
ANALISA OKSIDIMETRI
OLEH
KELOMPOK 10:
1. EKA
SEPTIANI
2. GITA
MUHDIATUL BAKRIZA
3. MUHAMMAD
GUSRA EFENDI
4. WINDA
DWI LESTARI
PRODI DIV / I B GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN RI PADANG
2014/2015
LAPORAN
I.
Hari / Tanggal Praktikum : Rabu / 22 Oktober 2014
II.
Judul Praktikum : Analisa
Oksidimetri
III.
Tujuan Praktikum : Untuk
menetapkan kadar besi(II) dalam garam Fero
IV.
Prinsip dan Reaksi
a. Prinsip
: KMnO4 dalam suasana asam akan melepaskan onaxen. Onaxen yang
dibebaskan akan mengoksidasi H2C2O4.
b. Reaksi :
KMnO4 + H2C2O4
+ H2SO4 K2SO4
+ MnSO4 + CO2 + H2O
V.
Tinjauan pustaka
Dalam golongan
ini termasuk peniteran kalium permanganate, KMnO4. Kadang-kadang dipergunakan
pengoksida- pengoksida lain,misalnya kalium dikromat. Dalam lingkungan asam dua
molekul permanganate dapat melepaskan lima atom oksigen ( bila ada zat yang
dapat dioksidasi oleh oksigen itu).
2KMnO4 + 3H2SO4 K2SO4 + 2 MnSO4 + 3 H2O + 5O
Karena larutan
KMnO4 mempunyai warna tersendiri maka tidak diperlukan penunjuk. Satu tetes
larutan KMnO4 0,1 N dalam menghasilkan warna. Supaya larutan KMnO4 yang baru
dibuat tidak berubah titrannya, harus dibiarkan dulu selama 1 minggu. Selama
itu zat-zat organic yang masing terkandung dalam
larutan itu akan dioksidasi, sehingga terbentuk MnO2.
2KMnO4 + H2O 2MnO4 + 2KOH + 3O
MnO4 yang merupakan katalis bagi perurain lebih lanjut. Setelah dibiarkan
selama satu minggu, larutan disaring melalui penyaring asbes atau penyaring
kaca maser,kemudian larutan disimpan dalam botol berwarna coklat. Supaya reaksi
dengan larutan KMnO4 berlangsung cepat, biasanya penitren dilakukan dalam
keadaan panas 600 C. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion
permanganate. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan
alkalis.
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
Kalium permanganate dapat bertindak
sebagai indikator dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasana asam karena akan
lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada sejumlah senyawa yang
lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis, contohnya hidrasi, sulfide, sulfide dan tiosulfat.
Reaksi dalam suasana netral :
MnO4 + 4H+ + 3e MnO2 + 2H2O
Kenaikan konsentrasi ion hydrogen
akan menggeser reaksi ke kanan. Reaksi dalam suasana alkalis :
MnO4- + 3e MnO42-
MnO42- + 2H2O + 2e MnO2 + 4OH-
Reaksi ini lambat dalam suasana
asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan ini larutan
kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumlah-jumlah yang ditmbang
dari zatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan
yang baru saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya di atas penangas uap
selama 1 atau 2 jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi
seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca
maser.
Sebagai contoh, permanganate adalah agen unsure pengoksida yang cukup kuat
untuk mengoksida Mn (II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan.
3Mn2+ + 2MnO4- +
2H2O 5MnO2 + 4H+
Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal
lebih dari 100 tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas
alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat
larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi
secara tidak langsung dengan permanganatometri seperti :
1. Ion – ion Ca, Ba, Se, Pb, Zn, dan Hg (I), yang dapat diendapkan
sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci dilarutkan dalam H2SO4
berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat
inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam
yang bersangkutan.
2. Ion-ion Ba dan
Pb dapat pula diendapkan sebagai garam kromat. Setelah disaring, dicuci
dandilarutkan dengan asam ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih sebagian
Fe2+ dioksidasi oleh kromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya
dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi pada permanganometri,antara lain terletak
pada: larutan penititer KMnO4 pada buret. Apabila percobaan dilakukan dalam
waktu yang lama,larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai
menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan
presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4. Pemberian
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 &
telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara :
MnO4- dengan Mn2++MnO4-+ 3Mn2+ +
2H2O 5MnO2 + 4H+
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4.Pemberian
KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangaan oksalat karena membentuk
perioksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2 .
H2O2 H2O + O2
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang
dilaksanakan.
VI.
Metodologi ( cara kerja )
1. Ambil
asam oksalat dengan pipet ukur 10 ml, masukkan ke dalam Erlenmeyer.
2. Campurkan
asam oksalat dengan H2SO4 sebanyak 5 ml dengan alat perantaranya
gelas ukur.
3. Tutup
Erlenmeyer dengan gelas kimia kecil.
4. Panaskan
larutan tersebut kedalam pemanas dengan suhu 80oC.
5. Ukur
suhu dengan thermometer sampai suhu 80oC.
6. Titirasi
dengan KMnO4. Dalam melakukan titrasi perlu kita ketahui yaitu
sebagai berikut:
a) Untuk
tiga tetes pertamadilakukan dengan lambat, setelah tetes dipercepat sampai
mencapai 9 ml KMnO4 yang tealah diteteskan, tahan/ stop.
b) Setelah
itu hati0hati dan lambatkan tetes demi tetes pada saat mentitrasi setelah 9 ml.
Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Hasil akhir dari titrasi
b. Pembahasan
Daalam
percobaan ini digunakan asam sulfat unutk mengasamkan larutan. Karena KMnO4
dalam lingkungan asam akan melepas onaxen. Onaxen yang dibebeskan akan
mengoksidasi H2C2O4. Dalam percobaan kali ini
tidak menggunakan indicator, tetapi perubahan warnanya berasal dari pereaksinya
sendiri, dengan kata lain menggunakan indikatornya sendiri ( auto indikator )
yaitu KMnO4. Larutan KMnO4 mempunyai warna tersendiri,
satu tetes larutan KMnO4 0,1N dalam 200 ml air akan menghasilkan
warna.
Kalium
permanganate ( KMnO4 ) dapat pula digunakan sebagai zat pengoksida
secara meluas. Reagen ini mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan
indicator kecuali digunakan larutan yang sangat encer. Setelah KMnO4
memberikan warna merah muda yang tampak, kepada larutan yang volumenya lazim
digunakan dalam titrasi itu, reaksinya sebagai berikut:
MnO4-
+ 8H+ +5e à Mn2+
+ 4H2O
Reaksi
inilah yang terjadi dalam larutan yang sangat asam ( 0.1N atau lebih 0.
MnO4
+ 4H+ +3e Ã
MnO2 + 2H2O
Reaksi
ini terjadi dalam larutan yang keasamannya lebih rendah. Reaksi ini dalam
jangkauan pH antara sekitar 2 ke 12.
Pada
saat terjadi perubahan warna proses titrasi, maka hentikan proses titrasi dan
dilakukan sekali lagi titrasi. Kemudian dilihat volume KMnO4 yang digunakan.
Reaksi:
KMnO4
+ H2C2O4 + H2SO4Ã K2SO4
+MnSO4 + CO2 + H2O
5e
+ MnO4- + 8H+Ã Mn2+ +
4H2O X2
( reduksi )
C2O4-
+ 5C2O42Ã
2CO2 + 2e X5
( oksidasi )
2MnO4-
+ 5C2O42- + 16H+ Ã
Mn2+ + 8H2O + 10 CO2
Sumber
kesalahan:
1) Titrasi
telalu lam, karena:
a. KMnO4
terlalu lama terpapas sinar mtahari akan berubah menjadi MnO2
(coklat).
b. H2C2O4
akan teroksidasi
H2C2O4
+ O2 Ã H2O2 + CO2
2) Titari
terlalu cepat, karena:
KMnO4 akan
bereaksi dengan Mn2+ menjadi MnO2
2Mn4-
+ 3Mn2+ + 2H2O Ã 5MnO2
+ 4H+
Proses penitrasi 60oC
< Suhu Titrasi <80OC
Kemungkinan kesalahan
pada kelompok 10, yaitu sebagai berikut:
1. Metodik
: Belum menguasai prosedur praktikum masih canggung. Belum mengetaui cara
penetesan / titrasi dengan baik dan benar.
2. Operatif
: Kurang menguasai prosedur dalam melakukan percobaan da kurang teliti dalam
melakukan titrasi.
3. Instrumental
: Kran buret susah distel / diputar saat melakukan titrasi, ada yang terlalu
cepat tetesannya ketika diputar bersama-sama, dan kurang baik dalam memahami
dan menggunakan pemanas.
c. Perthitungan
Diket: V1 ( H2C2O4
) = 10 ML
N1 (H2C2O4 ) = 0.1 N
V2 ( KMnO4 ) = (volume rata-rata KMnO4) = 9.58
ml
Tanya: N2?
Jawab:
V1.N1=V2.N2
10. 0.1N = 9.58. xN2
x= 0.104 N2
No
|
Vol
titrasi (ml)
|
Suhu
(oC )
|
1
|
9.3
|
41
|
2
|
9.6
|
43
|
3
|
9.5
|
44
|
4
|
9.8
|
30
|
5
|
10.2
|
54
|
6
|
9.8
|
30
|
7
|
9.4
|
38
|
8
|
9.5
|
41
|
9
|
9.3
|
36
|
10
|
9.4
|
47
|
Kel 1 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=9.3. xN2
x= 0.107 N2
|
Kel 2 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=9.6. xN2
x= 0.104 N2
|
Kel 3 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=9.5. xN2
x= 0.105 N2
|
Kel 4 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=9.8. xN2
x= 0.102 N2
|
Kel 5 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=10.2. xN2
x= 0.097 N2
|
Kel 6 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=9.8. xN2
x= 0.102 N2
|
Kel 7 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=9.4. xN2
x= 0.096 N2
|
Kel 8 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=9.5. xN2
x= 0.105 N2
|
Kel 9 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=9.3. xN2
x= 0.107 N2
|
Kel 10 V1.N1=V2.N2
10. 0.1N=9.4. xN2
x= 0.106 N2
|
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan, pembhasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada percobaan
ini tidak digunakan indicator sebab kMnO4 dapat pula digunakan sebagai zat
pengoksidasi secara meluas. Reagensia ini mudah diperoleh , murah dan tidak
menggunakan indicator kecuali digunakan larutan yang sangat encer.
Pada umumnya ,
kesalahan yang terjadi pada saat praktikum oksidimetri ini adalah tidak
mengetahui bagaimana cara dalam menggunakan titrasi dengan baik dan benar. Pada
kelompok kami , kesalahan yang lain adalah kurangnya memperhatika waktu untuk
mencapai titik akhir yang sempurna dan suhu yang di inginkan setelah di titrasi
(60oC ). Setiap golongan mendapatkan hasil N2 0,1. Pada umumnya,
akan tetapi 2 angka di belakang komanya berbeda dan suhu akhirnya berbeda-beda.
Kemungkinan kesalahan pelaksanaannya.
VIII. Daftar
pustaka
DAY. J. Y. dan Underwood
. 2002. “Analisis Kimia Kualitatif”.Jakarta: Erlangga
Team
Teaching.2014.”Penuntun Praktikum Kimia Dasar”. Padang Pltekkes Kemenkes RI
Padang
http://awanl.blogspot.com/2010/11/oksidimetri-permanganometri.html